.

Jumat, 27 Maret 2015

Saatnya Belajar Jujur





Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah



Atas takdir Allah, saya dan anda lahir serta hidup di zaman ini. Zaman dimana masing-masing kelompok itu sudah tidak lagi berpegang pada pola pokok hidupnya. Tidak lagi menampakkan kesejatian kelompoknya. Mereka telah berubah.masing masing saling bertukar karakter dan saling mempengaruhi. Sehingga kadang kita saksikan, ada orang kfir yang tampil begitu jujur, sedangkan sebagian muslim malah bersifat dusta atau bahkan khianat.

kalau orang kafir, mungkin agak sulit kita pastikan. Bisa jadi kejujuran yang mereka tampilkan itu justru merupakan refleksi dari kedustaan yang tersimpan didalam hati. Artinya, ada maksud tertentu dibalik kejujuran mereka. Ada udang di balik bakwan, begitu orang bilang. Kalau suatu saat anda melihat jumlah saudara kita yang semacam ini sangat banyak, bahkan malah mendominasi, berarti itulah fakta bahwa masyarakat Islam telah menjadi inang tersubur bagi virus dusta yang ditularkan orang kafir.

Nah, dalam situasi seperti inilah kita lhir dan hidup. Ditengah percampuran budaya, persilangan karakter, dan pertukaran karakter antara masyarakat Islam dan masyarakat kafir. Disinilahh kita bergumul dengan dusta yang sudah membudaya. Menjadi sumsum dan darah. Ia menjelma menjadi hobi yang sesekali bisa lagsung keluar tanpa perlu dipikir dan diniati

So, bagi kita yang tiba tiba sadar, entah sadar secara perlahan seirig pertumbuhan pemahaman kita terhadap dienul Islam, atau sadar secara mendadak akibat goncangan jiwa setelah menyaksikan efek dramatis dari kejujuran dan kedustaan yang terjadi realita kehidupan, muli saat itulah kita mesti belajar. Ya, belajar untuk jujur, beljar untuk bersikap apa adanya dan berjuang untuk menaduhi dusta. Tak mudah memang utuk merubah sikap ini, karna ia seperti sumsum dalam tulang, karna kitaah yang membiasakan, maka butuh kekuata ekstra untuk bisa lepas dari dusta

dalam proses pembelajaran jiwa kita bertarung pikiran kita berhitung. Namun jangan pernah berhenti , karena berhenti belajar sama dengan mati.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Feature 3

Feature 2

Popular Posts