.

Sabtu, 07 Maret 2015

Benarkah Kita Telah Beriman?

TELAH kita ketahui bahwa iman itu berarti percaya. Percaya pada siapa? Tentunya percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, yakni Allah SWT. Percaya akan keberadaan Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi. Percaya bahwa Dia-lah yang menciptakan kita semua. Bahkan Dia pula yang selalu ada di sampingka di mana pun dan sampai kapan pun.
Kita sering menganggap bahwa diri kita ini telah beriman. Kita selalu melaksanakan syahadat, shalat, puasa, zakat, bahkan ada pula yang telah berhaji. Apakah benar yang telah melakukan itu dapat dikatakan orang beriman?


Inilah yang menjadi permasalahan dalam diri kita. Coba deh interopeksi diri Anda, apakah benar keimanan itu telah melekat pada diri Anda? Kuncinya ialah orang beriman itu berarti percaya kan? Percaya akan adanya Allah SWT. Tapi, masalahnya apakah benar kita sudah 100% percaya akan adanya Allah? Nah lho!
Tentu kebanyakan orang beranggapan bahwa diri-Nya telah 100% percaya akan adanya Allah, walau pun belum melihat-Nya secara langsung. Karena telah kita ketahui bahwa Allah itu termasuk dalam kategori non materi, artinya tidak dapat terlihat oleh panca indera. Tapi, itulah hebatnya kita, walau tak pernah bertemu namun selalu percaya akan adanya Allah SWT yang menciptakan alam semesta.
Kembali lagi pada keyakinan atau kepercayaan kita tersebut. Jikalau kita yakin bahwa Allah itu ada dan selalu melihat tingkah laku kita, walau itu yang tersembunyi, sudah takutkan kita melakukan maksiat? Nah, ini nih yang menjadi pertanyaan bagi diri kita masing-masing. Kita mengaku beriman, tapi tetap saja melakukan maksiat kepada Allah.
Kita akui bahwa kita melakukan hal-hal yang menjadi rukun Islam. Hanya saja, di samping itu kita pun tak pernah luput dari perbuatan yang melanggar dari aturan Allah. Kita yakin bahwa kita selalu diawasi oleh Allah, namun kita tidak merasa bahwa diri kita itu sedang diawasi.
Jika demikian, masih pantaskah kita dikatakan sebagai orang yang beriman? Orang yang beriman, ketika ia telah percaya akan adanya Allah, maka ia selalu yakin dan merasa dirinya diawasi. Maka, ketika akan melakukan maksiat, ia akan mencoba menahan dirinya karena ia tahu bahwa ia sedang diawasi. Begitu pula ketika melaksanakan kewajiban dala rukun Islam. Ia akan selalu betah atau ingin berlama-lama dalam melaksanakannnya. Karena ia merasa bahwa Allah berada di sampingnya dan ia ingin selalu menjaga itu. Orang yang beriman tidak akan pernah mau Allah SWT berpaling tidak memperhatikan-Nya, sehingga ia berusaha untuk selalu mengingat Allah dalam setiap perbuatannya.
Sekarang, tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda sudah termasuk dalam kategori itu? Jika belum, yuk mari kita sama-sama hadirkan Allah SWT dalam diri kita. Artinya, rasakanlah bahwa Allah itu benar-benar sedang melihat kita. Ingatlah selalu ada pengawal di samping kiri dan kanan kita, sebagai utusan dari Allah untuk mencatat segala perbuatan yang kita lakukan. [Disarikan dari Ryan Haqi Khaerul Anwar, Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam DR. KHEZ Muttaqien Purwakarta]

Sumber : Islampos

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Feature 3

Feature 2

Popular Posts