Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah
Manusia yang terpikat dengan gemerlap dunia tidak akan mampu meihat aib dan kehinaan dunia. Karenanya, mereka selalu berupaya mengejar keinginan duniawi dan tenggelam bersamanya. Mereka tidak menyadari bahwa dunia ini sangat tidak pantas dijadikan pemberhentian dan tujuan akhir.
Sebaliknya, seseorang yang menyadari kerendahan dan kehinaan dunia ini pasti akan lebih mudah menjalani untuk meraih ridha-Nya dan negeri akhirat.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”’
Q.s Al- Hadid : 20
Pada suatu hari Rasulullah melewati pasar bersama para sahabat, yang berjalan disamping kanan dan kiri beliau. Di salah satu jalannya, mreka melihat bangkai kambing yang mempunyyai cacat fisik, yaitu telinganya sangat kecil, beliau lantas menarik telinga bangkai itu seraya bertanya: “ Adakah diantara kalian yang ingin memiliki bangkai ini seharga satu dirham?” mereka pun menjawab: “ Kami tidak berminat untuk membelinya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?
Beliau bertanya lagi: “ Bagaiamana seandainya bangkai ini diberikan kepada kalian seara gratis?” Mereka menjawab : “ Sungguh apabila masih hidup sekalipun, hewan ini cacat karna telinganya terlalu kecil, apatah lagi setelah ia menjadi bangkai seperti sekarang.”
Beliau bersabda: “ Sungguh, Demi Allah! Dunia ini lebih rendah dalam pandangan Allah daripada bangkai ini dalam pandangan kalian”(HR. Muslim)
Jadi sungguh aneh jika orang yang berakal lebih berhasrat untuk mendapatkan dunia, dan pujian penghuni bumi daripada kenikmatan akhirat yang kekal abadi.
0 komentar:
Posting Komentar