.

Senin, 23 Maret 2015

Ingin Jadi Intan Atau Arang?

DIKATAKAN bahwa arang tersusun oleh sejumlah senyawa yang berasal dari banyak karbon dengan struktur tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, arang dihasilkan dari proses pembakaran benda-benda yang memiliki kandungan karbon [biasanya makhluk hidup dan tumbuhan].
Di daerah pelosok, arang digunakan untuk merapikan baju dengan setrika konvensional dari besi. Di pentas kesenian tradisional atau pada beberapa suku, arang dipakai sebagai pewarna hitam pada make up. Bagi tukang sate atau ayam bakar, arang berguna untuk membakar atau memberi cita rasa seolah-olah dibakar Bagi anak kecil yang agak nakal, arang akan menjadi barang yang sangat mengasyikkan ketika dia berkreasi mencorat-coret tembok tetangga.
Tetangga saya di desa biasa mengambil dahan-dahan pinus atau damar di hutan Dephut untuk dibakar dengan timbunan tanah kemudian dijual menjadi arang. Bapak penjual tempe penyet bisa mendapatkan arang hanya dengan mengeluarkan beberapa ribu saja.
Jauh didalam kota, sedang dilakukan pemotongan beton. Sebuah benda yang keras dan sangat berguna untuk mengokohkan gedung-gedung pencakar langit. Di sebuah gedung kebudayaan, orang-orang kaya berkerumun tengah memandangi sepotong benda dengan penuh ketakjuban. Benda itu tergeletak manis di etalase pameran jewellry.

Sayangnya, dari sekian banyak orang itu, tak satupun yang berani menawar benda itu karena harganya yang terlalu tinggi. Etalase itu terbuat dari kaca yang kuat dengan penjagaan berpuluh-puluh personil dari kepolisian dan pengamanan dengan sinar infra merah. Benda itu, satu-satunya benda yang mampu memotong beton dan dikagumi oleh banyak orang biasa kita sebut dengan istilah intan.
Intan terbentuk Pada tekanan dan suhu yang sangat tinggi (1000 K dan 3.5 Gpa) dengan luasan area 60 km2 dengan kedalaman 117 km. Ada 2 kemungkinan proses pembentukan (masih dalam perdebatan), yaitu: a) Langsung terkristalkan dari magma (phenocrysts), b) Terbentuk sebagai ”exotic fragments” yang berasal dari daerah yang stabil pada mantel yang lebih atas (xenocrysts).
Intan tumbuh dengan stabil di mantel atas pada eklogit (batuan yang tersusun dari garnet dan piroksen) dan batuan ultramafic. Kimberlite pipe terbentuk akibat adanya proses explosive material deep mantle yang berasal dari asthenosphere (mungkin lebih dari 200 km dibawah permukaan bumi) dan kemungkinan adanya degassing CO-CO2-H2-H2O, terjadi di bawah tekanan 50 – 70 kbar dan > 1500 °C. Proses pembentukan intan memakan waktu yang sangat lama, lebih dari 1000 Tahun.
Intan juga tersusun oleh senyawa-senyawa yang terbentuk dari karbon. Lantas apa bedanya intan dengan arang? Mengapa harga, kemampuan dan komunitas yang besertanya berbeda?
Karena intan memiliki struktur yang berbeda dengan arang? Karena arang mengalami proses yang berbeda dari intan? Atau karena? Sepakat! Keduanya berasal dari bahan dasar yang sama. Tetapi dikemudian hari mereka menjelma menjadi sesuatu yang jauh berbeda. Lantas, ingin menjadi apakah dirimu? Saya, kamu, dia, mereka adalah karbon yang sama. Kita sama-sama memiliki potensi, akal, hati, idealisme dan jasad.
Pernahkah terpikir dalam benak kita untuk tidak mengalami proses yang biasa-biasa saja? Kalau teman-teman kita mungkin lebih enjoy dengan menjadi arang saja, bukan berarti kita harus begitu kan?
Saya teringat sebuah kisah dari buku Atas Nama Cinta karya Irfan Toni Herlambang yang menceritakan tentang sebuah cangkir cantik yang menceritakan tentang masa lalunya. Dahulu dia adalah tanah liat yang kotor dan bau. Sampai suatu kali seorang perajin mengambilnya, memukul-mukul dan membentuknya sampai kesakitan, membakarnya sampai dia menjerit, mewarnainya dengan cat yang bau hingga akhirnya dia terpana. Saat menghadap sebuah cermin dan dia mendapati bahwa dirinya telah menjelma menjadi sebuah cangkir yang cantik.
Begitupun kita membutuhkan mental yang membaja dan tidak tergoyahkan di dalam menghadapi sebuah permasalahan kehidupan, kegagalan besar dan juga harus bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kegagalan – kegagalan lain berikutnya di masa yang akan datang, karena untuk mencapai sebuah keberhasilan setiap manusia membutuhkan banyak kegagalan sebagai pemicu untuk mencapai keberhasilannya didalam proses kehidupan ini.
Kegagalan bukan berarti kita adalah orang yang gagal, karena melalui kegagalan kita bisa mengambil hikmah positif yang dapat berguna untuk merajut keberhasilan di masa depan. Hanya butuh semangat dan menempa diri lebih keras untuk bisa menjadi sukses, karena hidup seseorang tidak berakhir saat ia gagal, tapi bisa berakhir ketika ia berhenti disatu titik.
Subhanallah, kita tidak pernah tahu bagaimana Allah akan membentuk kita. Mungkin proses kita akan penuh dengan tawa, ceria dan canda. Bisa saja Dia akan membuat kita menangis, tercabik-cabik, kesakitan. Kita juga tidak pernah tahu, bagaimana bentuk tercantik kita nanti saat proses itu selesai. Proses apapun yang Dia tetapkan, tentu kita tak ingin sekedar menjadi arang saja.

Sumber : Islampos

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Feature 3

Feature 2

Popular Posts