.

Kamis, 30 April 2015

Prasangka Buruk, Mencari Keburukan Orang Lain dan Menggunjing (Ghibah)



Prasangka Buruk, Mencari Keburukan Orang Lain dan Menggunjing (Ghibah)
Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
[QS Al Hujuraat ayat 12]
Adz-dzan adalah prasangka. Hukumnya dosa jika berprasangka buruk kepada saudara kita tanpa ada alasan apapun, apalagi kepada orang yang tidak tahu menahu tentang keburukan yang kita sangka-kan kepadanya.
Dalam ayat tersebut diatas ada tiga tahapan keburukan:
1. Berprasangka buruk kepada orang lain.
2. Mencari-cari keburukannya untuk membenarkan prasangka buruk tersebut.
3. Meng-ghibah-nya atau menggunjingnya.
Definisi Ghibah
Ghibah atau menggunjing adalah menceritakan tentang orang lain yang orang tersebut tidak suka jika hal itu kita ceritakan walaupun benar adanya, demikian definisi ghibah seperti dijelaskan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Salam dalam hadits shahih.
Syarat Taubat dari Ghibah atau Fitnah..
1. Menyesali perbuatannya dan memohon ampun serta taubat kepada Allah.
2. Meminta maaf kepada orang yang telah di-ghibahnya.
3. Mengakui kesalahannya dan mencabut semua fitnahannya serta merehabilitasi nama baik orang yang telah difitnah.
4. Berdoa kebaikan dan memuji orang yang telah di-ghibahnya.
5. Tidak berbuat seperti itu lagi dan berjanji tidak akan mengulangi lagi selamanya.
Renungan Tentang Ghibah..
“Perumpamaan orang yang meng-ghibah (menggunjing) orang lain adalah seperti orang yang memasang ketepel besar, lalu ia melemparkan (membuang) kebaikan-kebaikannya dengan ketepel itu ke kanan dan ke kiri, ke timur dan ke barat (sehingga kebaikannya habis)”.
[Ibnul Jauzi dalam Bahrud Dumu’ hlm 131]
Menyikapi Orang Yang Meng-Ghibah Kita..
Seseorang datang kepada Al-Hasan Al-Basri seraya berkata: Sesungguhnya si fulan telah meng-ghibah-mu.
Maka Al-Hasan Al-Basri mengirimkan kepada orang yang telah meng-ghibah-nya tersebut satu wadah ruthob [kurma segar yang lezat] seraya berkata: “Telah sampai berita kepadaku bahwa anda menghadiahkan untukku kebaikan-kebaikan anda, maka aku ingin membalas anda atasnya, tapi mohon maaf karena aku tidak bisa membalas anda dengan sempurna”.
Orang Bangkrut dan Pailit yang Sebenarnya
Diceritakan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Salam dalam hadits shahih bahwa ada umat Beliau yang bangkrut dan pailit pada hari kiamat nanti dikarenakan pahala kebaikannya diambil untuk melunasi kedzalimannya sehingga dosanya bertambah banyak dan ia dilempar ke neraka, diantara mereka adalah orang yang suka meng-ghibah orang lain.
Ya Allah, selamatkan kami dan keluarga kami serta kaum muslimin semuanya..

Sumber : kajianislam.net

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Feature 3

Feature 2

Popular Posts