ADA ratusan uacapan selamat ulang tahun yang saya terima, baik
melalui inbox, di wall, sms dan ada yang telepon langsung. Mereka adalah
teman-teman, mulai dari yang saya sama sekali tak mengenalnya sampai
sahabat yang memang ucapan selamatnya saya tunggu. Khusus BBM, untuk
tahun ini saya tidak bisa menerima ucapan selamat melalui media itu.
Sebab satu hari sebelumnya, karena satu dan lain hal blackberry saya
telah saya non aktifkan.
Itu adalah ucapan yang saya terima dari teman-teman jarak jauh.
Sedang, dari orang – orang yang secara fisik sehari-hari dekat dengan
saya, di antaranya adalah murid-murid saya. Saat saya memasuki setiap
kelas, lantunan “Eid milad saeed ya Ustaadzanaa. Sanah helwah, sanah
helwah, sanah helwah ya Jamiil,” senang. Iya saya merasa senang. Walau
jujur, seperti komentar seorang teman, 6 Nopember itu adalah tanggal
lahir saya yang tidak valid. Gak masalah itu bagi saya, sebab saya
sendiri tidak tahu persisnya tanggal berapa saya lahir. Tapi, yang pasti
tanggal itulah yang tertera di KTP saya.
Saya tidak bisa membalas semua ucapan tersebut satu persatu. Untuk
itu, melalui catatan ini, saya menyampaikan “Terima kasih banyak semua!”
Semoga kita kan selalu bersama mengarungi hidup ini, saling menasehati,
saling mengoreksi kesalahan masing – masing. Karena itu sebenarnya
pilar kehidupan, “Saling menasehati tuk menetapi kebaikan/kebenaran dan
saling menasehati tuk selalu sabar.”
Sebenarnya saya adalah satu di antara orang yang tidak terlalu
perhatian dengan hal yang terkait ulang tahun. Dan seumur hidup belum
pernah saya merayakan ulang tahun. Baik untuk saya sendiri, istri saya
dan anak-anak saya. Perayaan semacam itu kebetulan tidak membudaya di
keluarga kami. Walau saya bukan juga orang yang anti terhadap orang yang
suka merayakannya.
Usia adalah hitungan angka keberadaan kita di dunia. Oleh karena itu,
orang yang meninggal dunia juga bisanya disebut tutup usia. Nah, karena
usia adalah kesempatan hidup yang diberikan oleh Allah agar kita
beribadah kepada-Nya, “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali
untuk beribada kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Maka, tiada lain pilihan kita selain mentaati-Nya. “Hidup ini adalah
waktu menunggu waktu shalat yang satu ke waktu shalat berikutnya, dalam
rangka menunggu kematian,” begitu satu di antara pesan seorang guru
saya. Nah, di tengah – tengah waktu menunggu shalat itu, di antara waktu
menunggu kematian itu. Allah mempersilahkan kita bertebaran di muka
bumi sebagai apa saja. Sebagai guru, penulis, pedagang, petani, nelayan,
pegawai, buruh dan bukan penjahat, perampok, maling atau penipu.
Terkait dengan itu, seorang penyair berkata, “Dulu, saat ibumu
melahirkanmu, kau menjerit menangis, sedang orang-orang di sekitarmu,
tertawa, tersenyum menyambut kelahiranmu. Maka, berbuat baiklah kau
sepanjang hidup, agar kelak ketika kau tutup usia, orang-orang menangis
melepas kepergianmu, sedang kau sendiri tersenyum bahagia.”
Kawan, kehidupan ini -nyata dan maya- sungguh dipenuhi berbagai hal
yang bisa memalingkan kita dari peribadatan kepada Allah. Beragam
kesenangan semu menghampar di banyak tempat untuk mengalihkan kita dari
mengingat Allah. Semua kita berpotensi untuk tergelincir, terperosok
dan terjerembab ke dalamnya -illa man rahimahu Rabbuhu-kecuali dia yang
dikasihi Allah. Itu karena setan tak mengenal strata kehidupan. Iblis
tak mengenal status manusia. Dan bahkan semakin manusia itu mempunyai
pengenalan yang baik kepada Allah, mempunyai pemahaman agama yang baik,
semakin profesional juga setan yang bertugas mengajaknya kepada maksiat.
Maka pertambahan usia, tak ada hal yang lebih cerdas untuk dilakukan
manusia, melainkan mengevaluasi kembali perjalanan hidupnya. Bukan malah
terbuai pada pesta-pesta percuma. Tidak juga terlalu tersanjung dengan
ucapan-ucapan selamat yang hanya ditujukan sebagai pemanis semata. Untuk
itu kawan, mari kita saling bantu menjadikan kualitas hidup kita
masing-masing semakin baik dari hari ke hari. Menjadikan keberadaan kita
di dunia bermanfaat bagi orang lain. Sebab, sebaik-baik manusia itu
adalah yang paling dirasakan manfaat keberadaannya oleh orang lain.
Sumber : Islampos
Tags
Feature 3
Feature 2
Popular Posts
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Kita wajib berlaku ihsan kepada diri sendiri, bahkan sebelum kita berlaku ihsan kepada sesame ...
-
Saya cuma ingin berkongsi pendapat tentang keutamaan hidup kita. Bagi saya dalam apa pun keputusan hidup kita, kita perlu membuat keuta...
-
Tuhan yang beri kita rezeki, dan hanya Dia yang berkuasa mengambilnya semula. Duit dalam genggaman kita, dalam akaun bank, dalam poke...
-
Tolong Menolong Dalam Kebaikan Dan Takwa Bersama Orang Non Muslim Allah berfirman: “ Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu...
-
Situs ini hanyalah dakwah seorang hamba yang tidak lebih hanya mengharap Ridho-Nya :) Semoga dapat memberikan 'Ilmu yang bermanfaat ...
-
40 dampak dan akibat berbuat zina 1) Dalam zina terkumpul bermacam-macam dosa, kemaksiatan dan keburukan 2) Berkurangnya agama / hila...
-
Bahagia bukan hanya hal-hal yang bisa membuat kita bahagia tetapi carilah hal-hal yang membuat kamu sedih dan cobalah berhenti untuk me...
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Sebagimana dalam konteks keimanan, dalam hal menjaga semangat belajar, motivasi untuk berusaha da...
-
RAGU sering sekali menghinggapi kita, misalnya saja ragu kepada hal kebaikan, contohnya : saat melihat pengemis dijalan, kita ragu untu...
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Dewasa ini banyak sekali orang yang merokok, bahkan tak jarang kita jumpai remaja ya...
0 komentar:
Posting Komentar