Krisis multidimensi kini telah mengepung masyarakat kita. Mulai dari
tatanan ekonomi kapitalistik yang hanya berpihak pada pengusaha dan
pemilik modal, perilaku politik oportunis yang sarat kepentingan. Budaya
hedonistik, sikap sosial egoistik dan individualistik, sikap beragama
yang sinkretistik, dan paradigma pendidikan yang berasas materialistik.
Kini, sesungguhnya masyarakat benar-benar di ambang kehancuran.
Manusia sulit untuk mendapatkan kebahagiaan dan kesejahteraan. Mirisnya,
bila kerusakan parah ini tidak segera menemukan solusi, maka sejarah
peradaban manusia tinggal menghitung hari. Lalu, di mana posisi manusia
sekarang?
Dalam pelajaran sosiologi SMA, dikatakan bahwa manusia adalah mahluk
sosial yang membutuhkan manusia lain dalam mengarungi kehidupannya.
Manusia akan berinteraksi dengan sesamanya melalui media apapun dan
bahasa yang beraneka ragam.
Dan melihat masa kini, dengan perkembangan teknologi yang begitu
pesat memang membuat manusia di belahan bumi manapun bisa terhubung.
Tapi selain dampak positif itu, menurut penulis juga ada semacam habit yang menjadikan manusia sibuk memerhatikan laptop, tablet atau ponselnya dan tidak peduli dengan kondisi di sekitarnya.
Iya sepertinya interaksi secara langsung menjadi berkurang. Misalnya
berbelanja. Kini manusia tidak lagi harus ke pasar untuk memperoleh
barang yang dibutuhkan, tapi cukup dengan membelinya lewat media online.
Bahkan tidak hanya itu, mencari jodoh, berdiskusi, sampai yang serius
sekalipun yaitu kampanye politik, bisa melalui media ini.
Lalu, mengapa penulis menyinggung mengenai media online dan
peranannya dalam interaksi manusia masa kini? Iya, karena hal itu
populer beberapa tahun terakhir dan bila dihubungkan dengan kebobrokan
umat yang kini telah merajalela sebagaimana yang telah penulis singgung
di atas. Ia, media online itu juga mempunyai andil di dalamnya. Ia
menjadi salah satu pintu masuknya berbagai pemikiran ke benak-benak
kita, manusia. Dan bila ada pertanyaan; di mana posisi manusia, dan apa
yang bisa diberikan? Kita bisa mengatakan padanya; kita (manusia) punya
cinta dan kata.
Definisi Kita, Kata dan Cinta
Manusia (kita) adalah mahluk yang paling sempurna. Kita dianugrahi
akal oleh Sang Maha Pencipta. Sehingga karena keberadaan akallah kita
(manusia) berbeda dengan mahluk lainnya. Dan dengan akal itu pula, kita
seharusnya mampu memikirkan keberadaan manusia, kehidupan, alam semesta
beserta isinya sebagai tanda-tanda untuk menuju yang satu yaitu
kebenaran yang hakiki.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal.” (TQS. Ali Imran [3] : 190)
Menurut KBBI, Kita adalah pronomina persona pertama jamak, yang berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak bicara. Kita juga bisa menunjukkan kesatuan perasaan antara kita: fungsi ideologi membangun sikap; dan sifat mementingkan kebersamaan dalam menanggung suka duka (saling membantu, saling menolong, dsb).
Sehingga menurut penulis dalam esai ini. Kita bukan saja sebagai pelaku yang harus saling tolong menolong dan berkasih sayang dalam melakukan perbaikan. Tapi, Kita juga sebagai objek yang harus rela untuk berubah, yaitu kita semua sebagai manusia sempurna.
Sedangkan definisi Kata, masih merujuk dari KBBI: 1
adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa; 2 ujar; bicara; 3 Ling a morfem
atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan
terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; b satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misal batu, rumah, datang) atau gabungan morfem (misal pancasila, mahakuasa). Dan Kata juga bisa berarti ujar-ujar (kata-kata kias, peribahasa, dsb).
Dengan demikian penulis berkesimpulan, Kata adalah sesuatu
yang penting dan tak terpisahkan dalam kehidupan kita (manusia).
Sehingga kita sebagai manusia bisa saling berkomunikasi, berdiskusi
menyampaikan berbagai pemikiran dan perasaan di berbagai waktu dan
tempat. Baik secara lisan maupun tulisan.
Sementara kata Cinta, mengutip dari KBBI: 1 suka sekali; sayang benar: orang tuaku cukup – kepada kami semua; — kepada sesama makhluk; 2 kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan): sebenarnya dia tidak — kepada lelaki itu, tetapi hanya menginginkan hartanya; 3 ingin sekali; berharap sekali; rindu: makin ditindas makin terasa betapa — nya akan kemerdekaan; 4 kl susah hati (khawatir); risau: tiada terperikan lagi — nya ditinggalkan ayahnya itu; dan masih banyak yang lainnya.
Merujuk dari KBBI itu, penulis menyimpulkan, Cinta tidak saja
berarti suka, kasih, ingin antara laki-laki dan perempuan semata tapi
juga kepada sesama mahluk. Dan sungguh luar biasa, bila kita bertanya ke
beberapa orang arti Cinta ini, maka kita akan memperoleh jawaban yang sangat beragam.
Dengan demikian dari ketiga kata ini, Kita, Kata dan Cinta. Penulis berpikir bahwa ketiganya merupakan sesuatu yang unik yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Kita adalah manusia yang akan menebarkan cinta lewat kata.
Memaknai Cinta
Cinta memiliki beragam definisi. Setiap orang dengan kepala yang
berbeda akan mendefinisikan cinta sesuai dengan apa yang telah menjadi
pemahamannya. Seorang muslim yang menjadikan Islam sebagai landasan dan
tujuan hidupnya akan berbeda dengan orang kafir dalam memakanai cinta.
Dalam Islam cinta tertinggi harus ditujukan kepada Allah dan RasulNya.
Cinta dan bencinya seorang Muslim terhadap manusia lain pun haruslah
karena Allah semata.
Sebagaimana hadis dari Anas ra, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:
“Ada tiga perkara, siapa saja yang memilikinya ia telah menemukan
manisnya iman. Yaitu orang yang mencintai Allah dan RasulNya lebih dari
yang lainnya, orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah, dan
orang yang tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak suka
dilemparkan ke dalam neraka.” (Mutafaq’alaih).
Dalam hadis yang lain dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah saw bersabda:
“Sesengguhnya kelak di hari kiamat Allah akan berfirman, ‘Di mana
orang-orang yang saling mencintai karena keagunganKu? Pada hari ini Aku
akan memberikan naungan kepadanya dalam naunganKu disaat tidak ada
naungan kecuali naunganKu’. (HR. Muslim).
Menyimak dari hadis-hadis di atas. Sungguh, kita akan menemukan
keteladanan yang agung yang terdapat pada diri orang-orang terdahulu.
Mereka begitu mulia dalam memaknai cinta. Betapa berbedanya dengan
generasi sekarang yang hidup dalam kungkungan sistem kapitalistik
sekuler, sehingga memaknai cintanya pun sebatas pada kepentingan dan
hawa nafsu belaka.
Bagaimana Nabi Ibrahim, demi cintanya kepada Allah rela untuk
menyembelih Ismail, putra yang amat diharap dan diidam-idamkannya, yang
pada akhirnya diganti Allah dengan domba.
Pun Salman Al Farisi, shahabat Rasul otak strategi perang parit.
Ridha memberikan semua tabungannya kepada Abu Darda, shahabat yang saat
itu mengantarnya untuk meminang seorang wanita tapi wanita pujaan Salman
itu justru menolaknya dan memilih Abu Darda, pengantarnya. Juga kisah
shahabiyah Ummu Imarah, demi cintanya kepada Allah dan Rasulnya, begitu
tulus mengantarkan anak-anaknya ke medan jihad hingga menemu syahid. Dan
masih banyak lagi kisah-kisah lainnya.
Sungguh, sejatinya, cinta adalah fitrah. Setiap manusia akan memiliki
rasa cinta, kasih sayang, ingin memiliki, lemah lembut, rindu dan
sejenisnya. Cinta juga merupakan manifestasi dari penampakan gharizah
nau’ (naluri untuk mempertahankan jenis).
Dalam buku Mafahim Islamiyah, Muhammad Husain Abdullah memaparkan
bahwa naluri adalah potensi alami yang ada pada diri manusia untuk
menjaga dan melestarikan kelangsungan hidupnya, untuk menjaga
spesiesnya, dan agar mendapat petunjuk mengenai adanya al-Khalik (Al
Izzah: 2003). Salah satunya adalah gharizatun nau’ (naluri untuk
mempertahankan jenis) yang diantara penampakannya bisa berupa rasa cinta
dan kasih sayang.
Sebagaimana halnya saat penulis menanyakan ke beberapa orang dekat.
Penulis menemukan beberapa jawaban mengenai cinta ini. Ada yang
mengatakan bahwa cinta adalah kasih sayang ibu kepada anaknya yang tak
pernah putus sepanjang masa. Cinta adalah universal yang tidak hanya
bermakna hubungan laki-laki perempuan, tapi cinta kepada semuanya.
Bahkan, juga ada yang tidak berkenan untuk menjelaskan makna cinta.
“Cinta itu subjektif dan beberapa kali orang bertanya kepadaku tak
pernah sekalipun aku memberi penjelasan,” ujarnya.
Melihat kondisi masyarakat yang semakin memprihatinkan ini. Penulis
berkesimpulan bahwa cinta memang bukan sebatas hubungan pria-wanita,
yang bahkan dunia pun menjadi miliknya berdua sedang yang lain
mengontrak. Tapi, cinta hakiki adalah cinta yang lahir karena
kecintaanya kepada Allah semata dan untuk memperoleh ridhaNya.
Sehingga, saat seorang mengingatkan saudaranya untuk shalat, menutup
aurat, menjauhi zina, tidak korupsi, perlunya diterapkan hukum potong
tangan dan razam bagi pencuri dan pezina serta hanya berhukum pada
aturan yang diturunkah Allah semata, adalah bukti cinta kita terhadap
sesama.
Sungguh, kepada pemimpin negeri-negeri Muslim di manapun berada.
Kemaksiatan terbesar saat ini adalah tidak diterapkannya Al-quran dan
Sunnah sebagai perundang-undangan yang mengatur kehidupan manusia.
Sehingga berbagai kemaksiatan yang kini merajalela tidak pernah tuntas.
Untuk itu, bila Anda mencintai rakyat kalian sebagaimana Rasul yang
begitu cinta terhadap ummatnya. Bahkan tiada kata yang terucap selain; ummati, ummati, ummati
menjelang kepulangan menemu Rabbnya. Sungguh, kembalilah kepada Tuhanmu
yang menciptakan. Campakkan sistem kapitalis kufur dan ganti dengan
sistem Islam. Sehingga krisis multi dimensi mulai dari tatanan ekonomi
kapitalistik sampai pendidikan yang berbasis materialistik yang saat ini
menimpa manusia dapat teratasi. Pun kerusakan dunia beserta isinya
karena ulah manusia akan terselesaikan. Sungguh, Kita adalah manusia yang bisa menebarkan cinta lewat kata.
Sumber : Islampos
Tags
Feature 3
Feature 2
Popular Posts
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Kita wajib berlaku ihsan kepada diri sendiri, bahkan sebelum kita berlaku ihsan kepada sesame ...
-
Saya cuma ingin berkongsi pendapat tentang keutamaan hidup kita. Bagi saya dalam apa pun keputusan hidup kita, kita perlu membuat keuta...
-
Tuhan yang beri kita rezeki, dan hanya Dia yang berkuasa mengambilnya semula. Duit dalam genggaman kita, dalam akaun bank, dalam poke...
-
Tolong Menolong Dalam Kebaikan Dan Takwa Bersama Orang Non Muslim Allah berfirman: “ Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu...
-
Situs ini hanyalah dakwah seorang hamba yang tidak lebih hanya mengharap Ridho-Nya :) Semoga dapat memberikan 'Ilmu yang bermanfaat ...
-
40 dampak dan akibat berbuat zina 1) Dalam zina terkumpul bermacam-macam dosa, kemaksiatan dan keburukan 2) Berkurangnya agama / hila...
-
Bahagia bukan hanya hal-hal yang bisa membuat kita bahagia tetapi carilah hal-hal yang membuat kamu sedih dan cobalah berhenti untuk me...
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Sebagimana dalam konteks keimanan, dalam hal menjaga semangat belajar, motivasi untuk berusaha da...
-
RAGU sering sekali menghinggapi kita, misalnya saja ragu kepada hal kebaikan, contohnya : saat melihat pengemis dijalan, kita ragu untu...
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Dewasa ini banyak sekali orang yang merokok, bahkan tak jarang kita jumpai remaja ya...
0 komentar:
Posting Komentar