RAGU sering sekali menghinggapi kita, misalnya saja ragu
kepada hal kebaikan, contohnya : saat melihat pengemis dijalan, kita ragu untuk
mensedehkahkan sebagian uang kita karna takut uang itu digunakan kepada hal-hal
yang tidak semestinya. “ Jangan-jangan nanti dipake foya-foya lagi” Pikir
sebagian besar orang. Padahal duit yang disedehkahkan juga gak bernilai banyak,
kok jadi mumet sendiri?.
Perasaan ragu laksana sebuah kelereng yang berada di tempat yang licin dengan kemiringan yang curam, ketetapan hatinya sering berpindah-pindah,, hari ini berkata”A”, Besoknya berkata “B”. ragu juga bisa timbul dari bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki sifat ragu, maka abaikan mereka yang melemahkanmu dalam kebaikan.
Ragu juga timbul dari sifat meyepelekan kebenaran, misalnya “ ketika adzhan sholat berkumandang tetapi ia menyepelekannya”, dan begitu seterusnya hingga akhirnya muncul keragu-raguan dalam benaknya, ragu adalah sebuah penyakit kawan, bahkan ragu bertentangan dengan karakteristik seorang mukmin
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. “
Q.s Al-Hujurat : 15
Benar sekali kawan, karakteristik seorang mukmin adalah yakin, bukan ragu. Yakin terhadap Allah dan Rasulnya, membenarkan apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, Yakin bahwa apa yang ada didunia adalah kepunyaan-Nya.
Ditulis oleh : Muhammad Rais Fadillah
Perasaan ragu laksana sebuah kelereng yang berada di tempat yang licin dengan kemiringan yang curam, ketetapan hatinya sering berpindah-pindah,, hari ini berkata”A”, Besoknya berkata “B”. ragu juga bisa timbul dari bergaul dengan orang-orang yang juga memiliki sifat ragu, maka abaikan mereka yang melemahkanmu dalam kebaikan.
Ragu juga timbul dari sifat meyepelekan kebenaran, misalnya “ ketika adzhan sholat berkumandang tetapi ia menyepelekannya”, dan begitu seterusnya hingga akhirnya muncul keragu-raguan dalam benaknya, ragu adalah sebuah penyakit kawan, bahkan ragu bertentangan dengan karakteristik seorang mukmin
Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. “
Q.s Al-Hujurat : 15
Benar sekali kawan, karakteristik seorang mukmin adalah yakin, bukan ragu. Yakin terhadap Allah dan Rasulnya, membenarkan apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, Yakin bahwa apa yang ada didunia adalah kepunyaan-Nya.
Ditulis oleh : Muhammad Rais Fadillah
0 komentar:
Posting Komentar