Rasulullah SAW bersabda:
“Man ro’a minkum munkaron falyughoyyiru biyadihi, failam yastathi
fabilisanihi, failam yastathi’ fabiqolbihi wa adh’aful iimaan”
(Barang siapa di antara kamu melihat suatu kemungkaran maka
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka
dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu juga maka dengan hatinya, dan
itulah selamah-lemahnya iman).
Hadist ini diriwayatkan oleh Al Imam Muslik rhm dalam Shohih-nya
kitab Al Iman Bab tentang Nahi Munkar dari iman hadist ke-70, bersumber
dari Abu Sa’id Al Khudri ra. Diriwayatkan pula oleh Al Imam Ibnu Majah
rhm dalam Sunan-nya Bab Amar Ma’ruf Nahi Munkar, hadisy ke 4.003 Bahkan
Al Imam Ahmad rhm dalam Musnadnya meriwayatkan hadist seperti di atas
sebanyak 4 kali, hadist ke-10.651, 11,034, 11,090 dan 11.443.
Apa yang menjadi pikiranku sekarang? Tak banyak, hanya membisukan
lisan untuk mentafakuri semuanya. Dan menanyakan apakah benar hanya iman
yang lemah yang selama ini aku punyai. Ia terdiam dalam hal yang tiada
lurusnya, hanya mengucap di dalam hati seharusnya demikian bukan
demikian. Namun semua orang bukanlah paranormal yang bisa menebak semua
keadaan dan isi hati dari orang lain. Dan memang doa memagang kendali
yang amat kuat atas suatu usaha. Tapi di menit ini pula, sejenak ingin
aku mengucapkan kekecewaan padanya, kenapa hanya sebatas mengandalkan
doa tanpa mengadakan usaha dulu?
Karena aku tidak berani! Ini adalah alasan pertama yang mungkin akan
terucap dengan lirihnya, khawatir dianggap sebagai orang yang ekstrim
apabila aku sampaikan yang tidak semestinya. Aku takut mereka menjauhiku
dan mereka mengucilkanku. Kalaupun tidak berimpact secara langsung di
aku, cepat atau lambat ia akan merusak kepercayaan masyarakat pada
jamaah? Dan itu sama artinya dengan memberikan tembok penghalang yang
tinggi pada langkah gerak, akan memberikan pertanda bahwa dakwah kami
akan tersendat.
Kawan, ayo sedikit kita membuka mata, saksikan pada realita apa yang sebenarnya terjadi? Gunakan terapi yang diusung oleh Dr. Beck.
Terapi kognitif dan ubahlah pola pikir kita, tatap dengan sudut
keoptimisan. Itu semua saat ini hanya berkutat di dalam pemikiranmu
saja. Kamu hanya khawatir akan sesuatu yang tidak-tidak, sesuatu yang
belum pasti terjadi. Kamu berada pada posisi terbelenggu yang mana
pikiranmu saja yang membuat belenggu itu. Beranjaklah dan cobalah untuk
realistis sampai menuju ke taraf idealis. Melangkahlah…
Sumber : Islampos
Tags
Feature 3
Feature 2
Popular Posts
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Kita wajib berlaku ihsan kepada diri sendiri, bahkan sebelum kita berlaku ihsan kepada sesame ...
-
Saya cuma ingin berkongsi pendapat tentang keutamaan hidup kita. Bagi saya dalam apa pun keputusan hidup kita, kita perlu membuat keuta...
-
Tuhan yang beri kita rezeki, dan hanya Dia yang berkuasa mengambilnya semula. Duit dalam genggaman kita, dalam akaun bank, dalam poke...
-
Tolong Menolong Dalam Kebaikan Dan Takwa Bersama Orang Non Muslim Allah berfirman: “ Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu...
-
Situs ini hanyalah dakwah seorang hamba yang tidak lebih hanya mengharap Ridho-Nya :) Semoga dapat memberikan 'Ilmu yang bermanfaat ...
-
40 dampak dan akibat berbuat zina 1) Dalam zina terkumpul bermacam-macam dosa, kemaksiatan dan keburukan 2) Berkurangnya agama / hila...
-
Bahagia bukan hanya hal-hal yang bisa membuat kita bahagia tetapi carilah hal-hal yang membuat kamu sedih dan cobalah berhenti untuk me...
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Sebagimana dalam konteks keimanan, dalam hal menjaga semangat belajar, motivasi untuk berusaha da...
-
RAGU sering sekali menghinggapi kita, misalnya saja ragu kepada hal kebaikan, contohnya : saat melihat pengemis dijalan, kita ragu untu...
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Dewasa ini banyak sekali orang yang merokok, bahkan tak jarang kita jumpai remaja ya...
0 komentar:
Posting Komentar