Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah
Sekarang kita lihat pemandangan yang sangat kontras pada kondisi umat sekarang(semoga Allah mempebaiki keadaan kita). Betapa ilmu syar’I tak lagi diminati. Gairah untuk mencari kebenaran seakan padam laksana lentera yang kehabisan minyaknya. Apapun bisa menjadi alasan untuk pasrah dalam ketidaktahuan.
Sesekali beralasan tak memiliki kendaraan untuk menuju tempat kajian. Lain waktu beralasan kurang enak badan. “ lagi ada keperluan”,juga menjadi alasan paling popular untuk absen dari majlis ilmu. Saat semua tersedia dan longgar giliran “lupa” menjadi alasan yang diandalkan.
Apalagi jika majlis ilmu itu sulit didapatkan, atau untuk menghadirinya butuh menempuh jauhnya perjalanan,komplit sudah. Sebenarnya satu alasan saja sudah cukup untuk menghentikan langkah si lemah kemauan, namun semua alasan akan digunakan untuk menutupi lemahnya.
Padahal, pada banyak nash(dalil)) karakter lemah kemauan sangat dekat dengan ciri kemunafikan. Yang suka berpayungkan alasan supaya ditolerir dari kewajiban.
“Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu." Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.”
Qs At-Taubah : 42
Jikalau pun mereka berangkat dan menempuh jalan taat, keluhan akan terus mengalir dari bibir. Atmosfer kemalasan juga akan tampak dari raut muka dan gerak geriknya.
Sekarang kita lihat pemandangan yang sangat kontras pada kondisi umat sekarang(semoga Allah mempebaiki keadaan kita). Betapa ilmu syar’I tak lagi diminati. Gairah untuk mencari kebenaran seakan padam laksana lentera yang kehabisan minyaknya. Apapun bisa menjadi alasan untuk pasrah dalam ketidaktahuan.
Sesekali beralasan tak memiliki kendaraan untuk menuju tempat kajian. Lain waktu beralasan kurang enak badan. “ lagi ada keperluan”,juga menjadi alasan paling popular untuk absen dari majlis ilmu. Saat semua tersedia dan longgar giliran “lupa” menjadi alasan yang diandalkan.
Apalagi jika majlis ilmu itu sulit didapatkan, atau untuk menghadirinya butuh menempuh jauhnya perjalanan,komplit sudah. Sebenarnya satu alasan saja sudah cukup untuk menghentikan langkah si lemah kemauan, namun semua alasan akan digunakan untuk menutupi lemahnya.
Padahal, pada banyak nash(dalil)) karakter lemah kemauan sangat dekat dengan ciri kemunafikan. Yang suka berpayungkan alasan supaya ditolerir dari kewajiban.
“Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu." Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.”
Qs At-Taubah : 42
Jikalau pun mereka berangkat dan menempuh jalan taat, keluhan akan terus mengalir dari bibir. Atmosfer kemalasan juga akan tampak dari raut muka dan gerak geriknya.
0 komentar:
Posting Komentar