Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah
Ayat petama turun adalah “iqra”, bacalah! Seiring dengan perkembangan dakwah Islam, dunia Arab saat itu mengalami kemajuan yang sangat pesat. Spirit Islam untuk membaca it uterus merambah seiring tersebarnya Islam ke seantero dunia, sejalan dengan roda sejarah yang terus berputar. Baca dan tulis pun tak pernah lepas dari tradisi Islam, meskipun dengan alat dan sarana yang berbeda sesui dengn pekembangan zaman. Begitupun dengan buku yang dulu hanya berupa tulisan diatas pelepah kurma, atau lembaran daun, hingga seperti sekarang ini, ratusan ribu karya ulama masih terekam dengan baik hingga saat ini
Selain mendatangi ulama, membaca buku menjadi sarana pokok untuk menuntut ilmu. Lokasi ilmu memang di dua tempat, ‘ilmun Fish-shudur, ilmu yang didada. Yakni ilmu yang dihafal, dipahami dan dihayati oleh pemiliknya. Untuk mendapatkannya, kita perlu menimba ilmu dari ahlinya. Yang kedua adalah ‘ilmu fissuthur, yakni ilmu yang berada dalam lembaram dan buku. Untuk menguasainya kita harus membaca dan menelaahnya karenanya, membaca buku menjadi tradisi para ulama dari zaman ke zaman.
Tapi sayang kebiasaan membaca buku ini semakin langka kita dapatkan, selain dari hanya komunitas yang sangat terbatas.
0 komentar:
Posting Komentar