SAAT saya membuat tulisan ini saya sedang memasuki momen istimewa.
Momen yang bagi sebagian orang merupakan saat bersejarah dan juga
berbahagia. Momen ketika kita mengulang tanggal kelahiran kita walaupun
berada dalam tahun yang berbeda. Momen tersebut adalah milad atau yang
lebih kita kenal dengan nama hari ulang tahun. tapi saya tidak terlalu
antusias dengan momen tersebut, karena saya merasa tidak terlalu
istimewa. Saya hanya bersyukur saja kepada Allah karena telah memberikan
saya nikmat untuk bisa hidup sampai dengan saat ini.
Ada beberapa alasan yang mengemuka sehingga untuk saat ini saya tidak
terlalu antusias dengan tanggal kelahiran saya sendiri. Salah satunya
adalah faktor persaudaraan. Mungkin akan muncul pertanyaan apa
korelasinya antara tanggal kelahiran dengan persaudaraan sehingga momen
hari kelahiran tidak ingin dirayakan. Saya hanya sedikit berprinsip
semakin hari usia saya semakin bertambah, maka kepribadian saya pun
harus bertambah. Semakin usia saya menjadi dewasa, maka pemikiran dan
tingkah laku saya pun harus didewasakan.
Nah itu yang menjadi masalah bagi saya saat ini, saya merasa belum
menjadi dewasa sepenuhnya. Terutama yang berkaitan dengan ukhuwah atau
persaudaraan. Saya sempat berpikir sembari merenung, sebagai seoang
muslim kiranya persaudaraan itu harus senantiasa dijaga agar merekat
erat. Tapi kenyataan yang ada justru sebaliknya, seakan satu persatu
diantara saudara dan teman-teman saya justru ikatan itu mulai
merenggang. Teman-teman yang dahulu begitu akrabnya, tidak tau mengapa
kini sudah seperti memiliki jarak yang makin hari makin menjauh. Di
dunia nyata maupun di dunia maya.
Saya berpikir apa kira-kira sebab dan juga sumber masalah sehingga
seakan-akan persaudaraaan yang telah lama dibangun seperti sudah mulai
runtuh. Mungkin hal pertama yang harus saya perbaiki adalah masalah
komunikasi. Sebab sebagin besar masalah yang dihadapi oleh kebanyakan
orang adalah dimulai dari komunikasi yang memang bermasalah. Mungkin ada
komunikasi yang saya sampaikan baik komunikasi lisan maupun komunikasi
tubuh yang tidak berkenan di hati orang lain. Sehingga mereka tanpa saya
sadari menjaga jarak bahkan menjauh dari diri saya.
Hal kedua yang saya anggap menjadi sumber masalah dalam persaudaraan
adalah tentang kebesaran jiwa. Mungkin selama ini jiwa saya terlalu
sempit dalam memahami orang lain, tanpa pernah memahami orang lain
terhadap diri saya. Selain itu juga barangkali saya terlalu memaksakan
kehendak pribadi kepada orang lain. merasa apa yang saya sampaikan
sudah yang paling benar tanpa pernah mempertimbangkan kehendak orang
lain. padahal segala sesuatu harus dipandang secara objektif agar
kehendak antara saya dan orang lain bisa saling mengakomodir. Kan
alangkah indah jikalau menjalani persaudaraan tanpa ada yang merasa
dirugikan.
Sedangkan yang tak kalah krusial yang saya anggap menjadi sumber
bermasalahnya hubungan ukhuwah saya adalah sifat egoisme. Ya, inilah
sifat dasar manusia yang justru kadang menjadi tembok besar penghalang
ikatan persaudaraan. Tidak bagi diri saya dan tidak juga bagi orang lain
untuk mengelaknya. Egoisme baik oleh diri saya maupun oleh orang lain
saya rasakan menjadi sandungan terbesar ketika ada niatan untuk
memperbaiki diri. Kadang kita sudah legowo dan mengalah, tapi karena
egoisme tidak jarang saudara kita tidak mau menerima kita. Begitu juga
sebaliknya, sudara kita sudah bersusah payah menerima kekurangannya,
tapi karena egoisme kita begitu mudahnya merasa diri hebat tidak mau
menerima kesalahan saudara kita.
Untuk mengakhiri tulisan ini, secara umum saya ingin mengucapkan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan saya. Sebab saya
tidak akan pernah merasakan hari istimewa manakala ada saudara saya yang
belum memafkan kesalahan saya. Apa artinya saya berbahagia sementara
saudara saya tidak merasa senang dengan kebahagiaan yang saya rasakan.
Kepada saudara-saudara saya yang merasa hatinya tersakiti, sekali lagi
saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kepada saudara-saudara saya
yang tidak bermasalah dengan saya, saya memohon mari bersama kita
kuatkan persaudaraan ini. Agar kesalahan-kesalahan kita dimasa lalu
tidak terulang dimasa akan datang. Alangkah indahnya hidup manakala
dibingkai dengan persaudaraan yang kuat. Persaudaraan dilandasi dengan
keimanan, persaudaraan yang punya satu tujuan besar, meraih ridho Allah
di dunia dan akhirat.
Maafkanlah atas ukhuwah yang tidak sempurna…
Sumber : Islampos
Sumber: Islampos
Tags
Feature 3
Feature 2
Popular Posts
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Kita wajib berlaku ihsan kepada diri sendiri, bahkan sebelum kita berlaku ihsan kepada sesame ...
-
Saya cuma ingin berkongsi pendapat tentang keutamaan hidup kita. Bagi saya dalam apa pun keputusan hidup kita, kita perlu membuat keuta...
-
Tuhan yang beri kita rezeki, dan hanya Dia yang berkuasa mengambilnya semula. Duit dalam genggaman kita, dalam akaun bank, dalam poke...
-
Tolong Menolong Dalam Kebaikan Dan Takwa Bersama Orang Non Muslim Allah berfirman: “ Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu...
-
Situs ini hanyalah dakwah seorang hamba yang tidak lebih hanya mengharap Ridho-Nya :) Semoga dapat memberikan 'Ilmu yang bermanfaat ...
-
40 dampak dan akibat berbuat zina 1) Dalam zina terkumpul bermacam-macam dosa, kemaksiatan dan keburukan 2) Berkurangnya agama / hila...
-
Bahagia bukan hanya hal-hal yang bisa membuat kita bahagia tetapi carilah hal-hal yang membuat kamu sedih dan cobalah berhenti untuk me...
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Sebagimana dalam konteks keimanan, dalam hal menjaga semangat belajar, motivasi untuk berusaha da...
-
RAGU sering sekali menghinggapi kita, misalnya saja ragu kepada hal kebaikan, contohnya : saat melihat pengemis dijalan, kita ragu untu...
-
Ditulis Oleh : Muhammad Rais Fadillah Dewasa ini banyak sekali orang yang merokok, bahkan tak jarang kita jumpai remaja ya...
0 komentar:
Posting Komentar