.

Selasa, 10 Februari 2015

Nasib Bocah Keturunan HIV/AIDS, Sendiri Hadapi Dunia



Di sebuah desa di kaki bukit Gunung Malu, Liuzhou di provinsi Guangxi, China tinggallah seorang anak kecil bernama Ah Long. Dia adalah seorang anak korban pengucilan dari orang-orang sekitar. Kedua orang tuanya telah meninggal pada tahun 2008 dan 2010 karena penyakit AIDS yang diderita keduanya. Ia adalah seorang bocah berumur jagung, usianya masih 6 tahun namun harus rela hidup sendiri tanpa keluarga dan kedua orang tua.

Ah Long dikucilan oleh orang sekitar karena keturunan darah AIDS dari kedua orang tuanya. Kebanyakan orang-orang sekitar takut mendekat dan bersahabat dengannya. Satu-satunya kawan setia Ah Long hanyalah seorang anjing bernama Lao Hei.


Ah Long harus rela menghidupi diri sendiri mulai dari memasak, mencari makanan, memelihara ayam dan lain-lain. Satu-satunya keluarga yang masih ada adalah neneknya yang berusia lanjut berumur 84 tahun. Kadang si nenek datang dan memasakan makanan untuknya namun ia pun tidak mau tinggal bersamanya.

Karena penyakitnya itu, Ah Long sering dikucilkan dari orang sekitar bahkan hampir tidak ada orang yang peduli kepadanya. Pihak sekolah tidak mau menerimanya lagi, bahkan para orang tua murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah Long muncul ke sekolah dan bermain dengan anak - anak mereka.

Bahkan dokterpun enggan mengobatinya apabila Ah Long kecil sakit, penderitaan anak itu bertambah ketika Departemen Kesejahteraan juga tidak mau mengurus anak tersebut. Biro sipil setempat menyediakan dana sebesar 70 yuan per bulan atau sekitar Rp. 90.000 perbulan. jumlah ini tidak cukup untuk anak kecil seumur Ah Long untuk hidup. Ah Long menjalani kehidupan sendiri hanya ditemani sahabat setianya anjing yang bernama Lao Hei.

Sejak cerita Ah Long mulai banyak tersiar ke beberapa media, Ah Long mulai mendapatkan banyak perhatian termasuk dari pemerintahan China. Ada juga yang bersimpati dengan Ah Long dengan memberikan pakaian, makanan dan selimut bekas. Juga ada yang memberikan 20 kilogram beras, 5 kilogram mie, dan ada juga yang membawakan dia sebuah surat kabar mingguan untuk mengikuti berita dunia terbaru.

Pemerintah China pun ikut bersimpati dengan ikut membantu mendirikan sebuah rumah amal dikota Liuzhou setuju untuk mengurusnya. Ah Long juga mendapat perhatian dari orang - orang yang baik hati. Ah Long pun dibangunkan rumah baru tepat di sebelah rumahnya yang lama dengan dua kamar tidur, satu ruang keluarga dan satu toilet.

Betapa kerasnya hidup yang dialami oleh Ah Long, dengan umur yang seharusnya masih bermain dengan teman sebayanya, ia harus rela menjalani peliknya kehidupan. Apalagi dengan pengucilan dari orang-orang sekitar. Mungkin dia akan bertanya-tanya, "Apa salahku?. Mengapa kau lakukan semua ini?"

SUMBER : http://www.dream.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Feature 3

Feature 2

Popular Posts